LAMPUKI merupakan hasil karya yang sangat menggugah bagi dunia sastra Nusantara (terutama novel), khusus sekali di Bumi Serambi Mekah dengan performance sebagai Pemenang Unggulan Sayembara Menulis Novel 2010. Setelah sekian lama novelis-novelis Aceh diam, kini bagai bangun dari sebuah tempat persemedian dengan pukulan yang sangat pamungkas.
Novel ini mengajak siapa saja yang jadi pembacanya untuk tidak saja mengingat atau mengenang luka lama yang merobek-robek serta mencabik segenap jiwa, tetapi juga merenung tentang makna dari sebuah perang yang sia-sia dan menyisakan penderitaan serta kerugian yang tak terkira. Aceh yang didera perang adalah contoh yang paling konyol tentang tindakan pemerintah Indonesia yang hanya menciptakan bersimbah darah bagi banyak orang di ujung Pulau Sumatera.
Lampuki merupakan nama sebuah kampung. Novel ini mengisahkan tentang perang dan perilaku orang-orang di kampung itu dengan keunikan-keunikan tersendiri, sebuah kejadian pelik di kawasan kaki bukit dengan penduduknya yang beringas serta tiada henti-hentinya saling bertikai, mengusik dan merusak. Perilaku seperti ini adalah realita tabiat kehidupan rakyat di Lampuki. Anehnya mereka seakan bangga dengan perilaku meraka yang mengikutsertakan anak-anaknya berperilaku buruk.